Rabu, 25 Desember 2013

Potret Pantai Pelabuhan Ratu



Pantai Palabuhanratu atau lebih populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu, adalah sebuah tempat wisata di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Lokasinya terletak sekitar 60 km ke arah selatan dari Kota Sukabumi. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam. Pantai ini menyuguhkan panorama keindahan laut yang sungguh menawan, beberapa foto yang bisa saya abadikan ketika bermain di Pantai ini. 

Pasir Coklat

Penyair Ikan

Senja Di Pantai Pelabuhan Ratu

Senja Di Pantai Pelabuhan Ratu

Senja Di Pantai Pelabuhan Ratu

Senja Di Pantai Pelabuhan Ratu

Siluet Senja Di Pantai Pelabuhan Ratu

 

Sang Indikator Pemukiman



Siapa yang tak kenal dengan burung yang satu ini, dia selalu beraktivitas di daerah pemukiman, perkebunan, pemukiman, hutan dan lahan pertanian. Kicauannya dipagi hari juga sering terdengan dengar dengan jelas, dengan bunyi cicitan ramai dan nada-nada ocehan cepat. Burung ini merupakan jenis burung pipit kecil yang berasal dari keluarga Passeridae, namanya Passer montanus atau lebih dikenal dengan Burung Gereja. Jenis burung ini merupakan burung yang jinak dari semua burung liar, kebiasaan yang mereka lakukan berasosiasi dengan manusia dan hidup berkelompok dengan mencari makan di tanah, lahan pertanian dan mematuki bij-bijian kecil atau beras. Penyebaran di Indonesia juga cukup luas, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali. Ciri khas dari tubuhnya berukuran ± 14 cm dan berwarna coklat. Memiliki mahkota berwarna coklat berangan sedangkan dagu, tenggorokan, bercak pipi dan setrip mata berwarna hitam, tubuh bagian bawahnya kuning tua keabuan, tubuh bagian atas berbintik-bintik coklat dengan tanda hitam dan putih. Untuk burung yang masih muda, berwarna lebih pucat dengan tanda khas yang kurang jelas.

Passer montanus
 Ada sebuah cerita mengenai burung gereja ini, dikarenakan burung ini sangat sering ditemukan di dekat pemukiman penduduk, burung ini menjadi indikator sebuah pemukiman. Maksudnya, jika kita tersesat dihutan dan menemukan burung ini, berarti pdekat dengan posisi kita terdapat pemukiman penduduk.

Passer montanus


Sang Penyambut Pagi



Pycnonotus aurigaster atau Cucak kutilang, merupakan burung yang memiliki kicauan yang indah, ketika mereka melakukan aktivitas baik pagi dan sore hari, kicauan yang mereka keluarkan berbunyi “Cuk-cuk” dan “cang-kur”. Burung ini tinggal di pemukiman, semak, perkotaan dan juga sampai mencapai 1.500 mdpl. Penyebaran burung ini di Indonesia sagat luas dari mulai Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Kebiasaan mereka pada saat melakukan aktivitasnya dengan berkelompok secara aktif, ribut dan bermain dengan burung-burung lainnya. Ciri-ciri dari burung ini memiliki tubuh + 20cm, seperti memakai topi hitam dengan tunggir keputih-putihan dan tungging jingga kuning. Bagian dagu dan kepala atas hitam sedangkang kerah, tunggir, dada dan perut berwarna putih. Saypnya berwarna hitam dengan ekor coklat. Untuk menemui burung jenis ini tidak terlalu sulit, mereka cukup mudah dikenali dan juga dari kicauannya yang cukup tinggi.

Pycnonotus aurigaster

Pycnonotus aurigaster

Pycnonotus aurigaster

Selasa, 24 Desember 2013

Bondol peking (Lonchura punctulata)



Bondol peking atau Lonchura punctulata merupakan burung dari jenis genus Bondol juga, burung ini hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, aktivitas yang dilakukannya sangatlah lincah dan sering sulit untuk dilihatnya. Tetapi burung ini masih memiliki kebiasaan yang sama dengan burung bondol jawa yaitu, makan biji-bijian rumput, jadi kalau mau mencari mereka tidak terlalu sulit. Burung ini membuat sarang untuk istirahat dan bertelur, sarangnya berbentuk botol khas yang terbuat dari rumput, mereka selalu menaruhnya pada semak, pohon kecil, pohon palem dan pada pohon-pohon yang cukup tinggi lainnya. Telur dari burung ini berwarna putih, setiap kali bertelur jumlahnya bisa 4-6 butir telur dan mampu berbiak sepanjang tahun.

Bondol peking (Lonchura punctulata)
Bondol peking (Lonchura punctulata)
Penyebaran burung ini cukup luas mulai dari India, Cina, Filipina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara, Sulawesi. Pada umumnya kita dapat menemukan burung ini di perkotaan. Ciri-ciri dari burung ini, memiliki tubuh berukurang + 11cm, Tubuh bagian atas coklat, bercoretan, dengan tangkai bulu putih, tenggorokan coklat kemerahan. Yang paling membedakan dengan Bondol Jawa pada tubuh bagian bawah putih, bersisik coklat pada dada dan sisi tubuh. Pada masa remaja: tubuh ba- gian bawah kuning tua tanpa sisik,  Iris coklat, paruh kelabu kebiruan dan kaki hitam.
Bondol peking (Lonchura punctulata)

Bondol Jawa (Loncura leucogastroides)



Siapa yang tak kenal dengan suara  “Cii-i-i”, “prrit” yang khas, serta “pi-i” yang melengking di pagi hari, suara ini selalu berbunyi dikala matahari terbit. Dia adalah mahluk hidup yang memliliki sayap dan selalu terbang degan bebas kesana kemari. Sudah tahu siapa dia? dia adalah Burung Bondol Jawa atau dalam nama latin Loncura leucogastroides

Bondol Jawa (Loncura leucogastroides)
Bondol Jawa merupakan burung yang penyebarannya cukup luas di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa dan Bali. Burung ini hidup secara berkelompok dan sering memakan padi(ketika sedang musim panen), sedangkan jika tidak sedang musim panen, untuk menemukan burung ini cukup mudah, yaitu mereka selalu mencari makan diatas rumput-rumput. Ciri-ciri dari burung ini, memiliki tubuh berukurang + 11cm, berbentuk bulat, berwarna hitam, coklat dan putih. Ciri yang paling khas dari burung ini, sisi perut dan sisi tubuhnya berwarna putih. 

Bondol Jawa (Loncura leucogastroides)