Cecak
terbang atau juga dikenal dengan nama Cekibar kampung ini memiliki nama latin Draco volans. Dalam bahasa Sunda hewan
ini dikenal dengan nama hap-hap sedangkan nama Inggrisnya yaitu gliding lizard.
Penyebaran hewan ini cukup luas juga mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya
bagian barat, Kepulauan Filipina utara, Sumatra, Mentawai, Riau, Natuna,
Borneo, Jawa, Nusa tenggara, Sulawesi dan Maluku Timur. Cecak ini termasuk
sejenis reptil pada suku Agamidae yaitu keluarga Buglon dan Soa-soa (Hydrosaurus spp.), yang uniknya Cecak
terbang ini bukan termasuk kerabat dekat Cecak rumahan dan juga tokek
(Gekkonidae), hal ini dikarenakan dilihat dari ciri morfologinya lebih dekat kekerabatannya dengan keluarga Bunglon.
Kadal
yang berukuran agak kecil ini memiliki panjang total hingga 200 mm. Patagium (‘sayap’)
berupa perpanjangan enam pasang tulang rusuk yang diliputi kulit. Sisi atas patagium
dengan warna kuning hingga jingga, berbercak hitam. Sisi bawah abu-abu
kekuningan, dengan totol-totol hitam. Cekibar kampung biasa didapati di pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali
hewan ini teramati sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabang-cabang pohon. Terkadang cekibar
berpindah tempat dengan cara ‘terbang’, yakni meloncat dan melayang dari satu
pohon ke lain pohon. Pada musim kawin, kerap dijumpai beberapa ekor jantan
berkejaran dengan betinanya di satu pohon yang sama. Menyimpan telur di dalam tanah
gembur atau humus di dekat pangkal pohon; betinanya menggali tanah dengan
menggunakan moncong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar