Selasa, 05 Maret 2013

Potret Perbatasan RI - Malaysia


Indonesia merupakan negara yang sangat besar wilayahnya, dari mulai Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Negara Indonesia berbatasan dengan beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, dan Papua. Salah satu kota yang berada diujung negri Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia yaitu Nanga Badau, disini terdapat pos perbatasan dua negara dan berbagai kehidupan masyarakat seperti layaknya sebuah kota. Berikut merupakan beberapa foto dan sedikit penjelasan yang menggambarkan Kota Nanga Badau.
Ucapan Selamat Datang Di Kota Nanga Badau 
1. Pintu gerbang perbatasan RI-Malaysia
      Ini merupakan pintu gerbang perbatasan RI-Malaysia Entikong II, gerbang perbatasan ini termasuk gerbang perbatasan seperti yang ada di Sanggau, Kalimantan barat. Pintu gerbang ini telah diresmikan pada tanggal 12 desember 2012, pada pukul 12.00.

 Pintu Gerbang Perbatasan Di Kota Nanga Badau

 Tanda Perbatasan RI-Malaysia 
2.  Suasana Kota Nanga Badau
        Suasana kota Nanga Badau tidak terlalu berbeda dengan Kota yang ada di daerah pelosok yang ada di Indonesia. Di kota ini tidak hanya terdapat masayarat Suku Dayak Iban, tetapi terdapat juga masyarakat melayu, jawa, Sumatra dan berbagai daerah lagi yang ada di Indonesia. Komunikasi atau bahasa yang dipergunakan sudah dominan dalam bahasa Melayu, meskipun bahasa Jawa dan bahasa Indonesia juga digunakan dalam berkomunikasi. Yang menarik dari kota ini, semua logistik kehidupannya didapatkan dari Malaysia, terutama hampir 90% bahan makanan baik mentah maupun olahan berasal dari Malaysia, alat tukar yang dipergunakan oleh masyarakat Nanga Badau ini ada dua yaitu rupiah dan ringgit.

Suasana Kota Nanga Badau
 
Rumah Masyarakat Melayu

Rumah Betang(Panjang) Suku Dayak Iban
       3. Fasilitas di Nanga Badau
Sepertihalnya kota-kota lain di Indonesia, kota Nanga Badau juga memiliki fasilitas pendukung untuk tumbuhnya suatu kota.
Kantor PLN Nanga Badau
Ini merupakan kantor PLN di kota Nanga Badau, listrik yang ada di kota ini bukan berasal dari negara Indonesia melainkan dari negara tetangga yaitu Malaysia. Listrik yang ada di negara kita belum mampu mencapai kota di ujung Negri ini, jadi masyarakatnya masih bergantung pada negara Malaysia.
        Fasilitas sekolah yang ada di Kota ini hanya memiliki 1 SMA 1 SMP dan beberapa SD di setiap Desanya. Fasilitas sekolahnya masih sangat minim, bangunan sekolah masih menggunakan kayu yang disusun seperti rumah panggung. Bel pada sekolah ini pun masih menggunakan lonceng, karena listrik di Kota ini tidak 24 jam mengalir, bergantung pada negara sebelah. Selain itu juga, fasilitas pendukung untuk sekolah-sekolah yang ada di kota ini juga sangat memprihatinkan, tidak sedikit masyarakat disana yang menyekolahkan anak-anaknya ke Malaysia, selain fasilitasnya lebih baik di negara tersebut banyak disediakan beasiswa untuk anak-anak yang bersekolah.

SD Negri Nanga Badau

 SMP Negri Nanga Badau

 SMA Negri Nanga Badau

Lonceng Di Salah Satu SD

        Di Kota Nanga Badau ini juga terdapat fasilitas kesehatan yaitu puskesmas. Sungguh disayangkan dengan masyarakat yang begitu banyak fasilitas kesehatannya hanya satu puskesmas. Kurangnya ala-alat medis yang ada di puskesmas ini, membuat masyarakat di kota ini lebih memilih untuk berobat di negara tetangga yaitu Malaysia.
 
 Puskesmas Nanga Badau
4. Tiang bendera tertua di Nanga Badau
      Ini merupakan tiang bendera tertua pada kota ini, tiang bendera ini merupakan tiang bendera pertama tempat berkibarnya Sang Merah Putih di kota ujung negri ini. Tiang bendera ini pertama kali di pasang yaitu pada tahun 1960, posisinya berada di tengah Kota Nanga Badau, yang saat ini dijadikan Kantor kecamatan Nanga Badau.
 Tiang Bendera Tertua Di Nanga Badau
5. Alat Transportasi
Alat transportasi yang dapat dipergunakan untuk mencapai kota ini ada 2 yang pertama yaitu Bus ¾ yang bisa kita naiki dari Kota Pontianak sampai dengan Putussibau, lalu berganti Bus ¾ kembali dari Putussibau sampai dengan Nanga Badau, waktu yang dibutuhkan dari Pontianak yaitu 26 Jam. Lalu yang kedua bisa menggunakan pesawat dari Pontianak-Putussibau, lalu ganti dengan Bus ¾ untuk menuju Nanga Badau.
 
Alat Transportas Darat

Dahulu masyarakat perbatasan ini sebelum ada Bus dan Pesawat, mereka mempergunakan LongBoat menempuh perjalanan air dari Pontianak sampai dengan Nanga Badau. Sekarang LoangBoat hanya dipakai didaerah yang belum mendapatkan akses jalur darat.
 
Alat Transportasi Perairan (LoangBoat)

 Sumber gambar : Pribadi



3 komentar: